Dalam suasana menghadapi covid 19 seperti sekarang ini, peran perempuan khususnya ibu ibu sangat diperlukan dalam berinovasi dibidang pangan. Mengingat sekarang ini banyak aktivitas kegiatan yang dilakukan dirumah, maka agar tidak menimbulkan kebosanan yang mungkin terjadi dalam penyajian menu makanan yang itu itu saja, maka seorang ibu dapat mengurangi keluhan ini dengan menyediakan menu makanan yang menyehatkan dan bervariasi dengan cara menyediakan pangan yang inovatif.
Hal itu disampaikan Rektor Untag Prof. Dr. Drs. Suparno, MSi saat membuka acara Webinar yang bertajuk"Peran Perempuan Dalam Inovasi Pangan di Era New Normal", yang diselenggarakan oleh Fakultas Teknologi Pertanian Untag Semarang, baru baru ini.
Adapun sebagai Narasumber yaitu Dekan FTP. Dr. Ir. Enny Purwati Nurlaili, MP. dan Dr. Amggraeni Endah Kusumaningrum, SH. MHum. serta Dr. Gita Sugiyarti, SE, MSi.
Prof. Suparno mengatakan bahwa pelaksanaan kegiatan ini disamping untuk memperingati Hari Kartini, dan Hari Pendidilan Nasional, serta Hari Kebangkitan Nasional 2021, sekaligus sebagai launcing klinik konsultasi pangan dan gizi oleh FTP Untag Semarang.
Hal itu dilakukan mengingat kinik tersebut sangat diperlukan, terkait adanya perkembangan yang pesat, khususnya dibidang pangan, dimana beberapa inovasi terbaru terus saja bermunculan meramaikan dunia pangan.
Dimana inovasi tersebut saat ini merupakan salah satu usaha untuk penganekaragaman pangan di Indonesia yang akan terus berkembang.
Inovasi produk pangan bisa berhasil merubah bentuk asli pangan lokal Indonesia menjadi produk produk pangan yang inovatif, kreatif, unik dan lezat.
Produk formulasi tersebut dirancang agar sesuai dengan keinginan konsumen dan tetap memenuhi standart produk.
Dalam presentasinya Dr. Eny Nurlaili mengatakan bahwa inovasi pangan fungsional di era mew normal ini peran perempuan sangat penting, terutama dilingkungan terkecil dirumah tangga sangat diperlukan, seperti menyediakan pangan yang mengandung vitamin A, C,E dan mineral Sc, Zn, Fe yang mengandung antioksidan dan lain lain.
Sementara dari sisi ilmu hukum Dr. Anggraeni dalam paparannya menyampaikan bahwa perempuan berperan mengawasi produk pangan yang beredar dengan cara memperhatikan cara pembuatan, pelabelan, masa daluwarsa pangan, bila hal itu dilanggar maka bisa melaporkan ke lembaga yang terkait, salah satunya BPOM.
Dari sisi ekonomi Dr. Gita mengatakan bahwa tingkat partisipasi angkatan kerja perempuan disektor informal mencapai 65,90%. Hal ini mengindikasikan bahwa peran perempuan sangat strategis.
Beberapa strategi bisa dilakukan khususnya pada era new normal saat ini, mengamati pola perubahan konsumsi, menonjolkan keunikan produk dan layanan dari sisi konsumen, membangun jejaring melalui media sosial, penjualan produk melalui aplikasi marketplace.