Nilai nilai Pancasila sebagai budaya falsafah bangsa harus terus disosialisasikan kepada keseluruhan masyakat, dengan diajarkan, diteladankan, diajak dan dibimbing diatur dan diawasi, serta diaplikasikan ke anak didik maupun warga masyarakat.
Dengan sosialisasi yang dilakukan secara bertahap dan bertingkat, diharapkan nilai nilai Pancasila tersebut akan tertanam dan menjadikan prilaku keseharian, yang bila dilestarikan akan menjadi sebuah budaya.
Hal itu disampaikan Gubernur Lemhannas Letjen Purnawirawan TNI Agus Widjoyo selaku narasumber webinar nasional yang bertajuk "Penguatan Pancasila Sebagai Identitas Bangsa Untuk Mewujudkan Ketahanan Nasional Menuju Indonesia Tangguh" yang digelar oleh Pusat Studi Pancasila dan Kewarganegaraan (PSPK) Untag Semarang, baru baru ini.
Agus Widjoyo mengungkapkan bahwa sebagai budaya tetap harus dievaluasi atau dikaji agar dapat mengikuti perkembangan jaman. Untuk itu perlu aktualisasi terus menerus agar nilai nilai Pancasila tetap aktual dan menguat terus, menjiwai bangsa
Adapun sebagai narasumber yang lain yaitu Ketua Laboratorium Filsafat Nusantara (Lafinus) UGM
Dr. Heri Santoso, S.S, MHum, dan
Kepala Badan Kesatuan Bangsa Dan Politik (Kesbangpol) Provinsi Jawa Tengah Haerudin, SH, MH, serta dari Yayasan Pembina Pendidikan 17 Agustus 1945 (YPP'17) Semarang yaitu Drs. ST. Sukirno, MS. Dengan Moderator : Dr. Moch. Riyanto, SH, MSi.
Acara webinar dibuka oleh Rektor Untag Prof. Dr. Suparno, MSi, yang dalam sambutannya mengatakan bahwa terselenggaranya webinar ini berawal dari penandataganan naskah kerjasama antara Untag dengan Lemhannas pada beberapa hari yang lalu, maka atas kedatangan Gubernur Lemhannas Letjend Purnawirawan TNI Agus Widjoyo di kampus Untag sebagai narasumber pada webinar ini, sungguh merupakan suatu penghormatan bagi sivitas alademika Untag Semarang.
Selanjutnya Prof. Suparno juga mengatakan bahwa untuk mewujudkan Indonesia yang tangguh, maka dalam hidup berbangsa, bernegara dan bermasyarakat kita harus selalu mengedepankan 4 pilar penyangga, yaitu Pancasila, UUD 45, Bhineka Tunggal Ika dan NKRI. Oleh karena itu mari bersama sama kita rawat 4 pilar ini, yaitu dengan memahami nilai nilai yang terkandung didalamnya, maka melalui webinar ini diharapkan dapat memberikan pencerahan dalam perwujudannya.
Dr. Nunung Nugroho, SH. MSi selaku Ketua PSPK Untag dalam laporannya menyampaikan bahwa maksud dan tujuan diselenggarakannya webinar ini adalah dalam rangka peringatan Hari Lahir Pancasila tanggal 1 Juni, disamping juga sebagai tindak lanjut kerjasama antara UNTAG Semarang dengan Lemhanas, Lab Lafinus UGM dan Kesbangpol Provinsi Jawa Tengah.
Kegiatan webinar nasional ini dimaksudkan untuk menggali dan menemukan upaya yang strategis dan efektif dalam menjaga Pancasila sebagai Identitas bangsa dalam mewujudkan ketahanan nasional untuk menuju Indonesia yang tangguh. Hal ini sebagai wujud tanggung jawab
UNTAG Semarang sebagai Perguruan Tinggi yang Nasionalis Pancasilais.
Dr. Heri Santoso sebagai narasumber yang mengikuti secara daring mengatakan bahwa identitas bangsa Indonesia secara keseluruhan perlu dikuatkan, maka
Pancasila sebagai salah satu identitas bangsa juga perlu dikuatkan. Untuk itu Pendidikan dan pembudayaan Pancasila kiranya pilihan strategis untuk penguatan identitas bangsa, sehingga Pendidikan dan Kemendikbud - Ristek dalam pendidikan dan pembudayaan Pancasila perlu diapresiasi, dan didukung dengan kritis agar identitas bangsa semakin kuat dan terjaga.
Drs. St. Sukirno yang sekarang ini juga sebagai anggota Dewan di Provinsi Jawa Tengah berpandangan bahwa dalam mewujudkan nilai nilai Pancasila sebagai identitas bangsa tidak hanya ditujukan dalam dunia pendidikan saja, tetapi juga perlu disosialisasikan sampai kepada masyarakat akar rumput.
Untuk itu diperlukan suatu keteladanan yang tanpa pamrih yang khususnya bagi generasi milenial, Dengan dilakukan secara bertahap, diharapkan ketahanan nasional Indonesia akan terwujud.
Sementara dari Kesbangpol Provinsi Jawa Tengah menyampaikan bahwa penguatan identitas bangsa ini bisa dilakukan dengan mengejawantahkan melalui media maupun dengan cara yang lain yaitu diimplementasikan dalam kehidupan sehari hari.