Kondisi darurat sampah telah terjadi diberbagai belahan dunia, termasuk Indonesia, yang juga belum menerapkan sistem pengelolaan sampah secara baik.
Atas dasar itulah muncul gaya hidup zero waste (bebas sampah) yang dipopulerkan oleh para aktivis lingkungan hidup, yang diperingati secara nasional setiap tanggal 21 April.
Kata Dekan Fakultas Teknologi Pertanian (FTP) Untag Dr. Ir. Enny Purwati Nurlaili, MP. saat memberikan sambutan pada acara webinar yang bertajuk "Dari Perubahan Gaya Hidup Dan Kebijakan Limbah Pangan" yang diselenggarakan secara virtual oleh FTP Untag Semarang, baru baru ini
Adapun para narasumber yang mengikuti webinar tersebut adalah Ir. Ni Komang Ayu Artiningsih, MSi, yang memaparkan sub tema berjudul "Zero waste lifestyle menantang kamu menerapkan gaya hidup bebas sampah. Adapun narasumber kedua Bambang Hermanu, SH. MH. menyampaikan sub temanya tentang "kebijakan baik tingkat nasional maupun lokal terkait dengan food waste". Sedangkan Ir. Diah Kartikawati, MSi menyampaikan sub temanya "Apa itu food waste.
Dr. Enny Nurlalili menyampaikan bahwa dibidang teknologi pangan, konsep zero waste merupakan konsep yang dirancang untuk memanfaatkan pengolahan sekaligus tanpa limbah.
Dimana limbah yang ada dapat dikelola menjadi sesuatu yang memiliki nilai tambah secara ekonomi, sebagai contoh penerapannya seperti pada usaha penggilingan padi, pemanfaatan hasil perternakan dan lain sebagainya.
Sementara Ir. Diah Kartikawati dalam paparannya mengatakan bahwa gaya hidup zero waste sebaiknya dimulai dari diri sendiri, sehingga diperlukan suatu kesadaran untuk mengurangi sampah makanan dan menjalani kehidupan tanpa limbah (zero waste) sehingga harus bijak dalam mengonsumsi makanan, membeli pangan lokal, menyimpan pangan secara tepat dan kreatif dalam mengolah sisa bahan makanan.
Sedangkan Bambang Hermanu, SH. MH mengatakan perlunya efisiensi pada pola konsumsi dan produksi bahan makanan, karena dapat menimbulkan timbunan sampah makanan yang mengakibatkan pemborosan sumberdaya alam dan pencemaran lingkungan, karena hampir sepertiga dari makanan yang diproduksi secara global terbuang percuma. Padahal jutaan umat manusia diberbagai belahan dunia sangat membutuhkannya, sehingga rasanya jadi sangat berdosa apabila kita menyia nyiakan makanan tersebut.
Untuk itu, menurut Ir. Ni Komang Ayu harus dilakukan pengolahan limbah dari sumbernya, dan diolah secara tepat guna, karena limbah tersebut ada berbagai macam, diantaranya limbah organik, anorganik, dan limbah B3. Dimana limbah tersebut harus diolah sesuai manfaatnya dengan menggunakan metode 5R, yaitu alfuse (menolak), reduce (mengurangi), reuse (menggunakan kembali), recycle (mendaur ulang), dan rot (membusukan sampah).
Jika metode ini dijalankan, maka gaya hidup tanpa sampah bisa dilakukan, dan ini sama juga memanfaatkan sumber daya alam yang bijaksana.