Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Semarang telah menambah satu guru besar setelah salah satu dosen Fakultas Ekonomika dan Bisnis Untag yaitu Dr. Dra. Gita Sugiyarti, SE, MSi menerima Surat Keputusan (SK) Menteri Pendidikan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia Nomor: 31319/MPK.A/KP.05.01/2022 tentang Kenaikan Jabatan Akademik Dosen, maka kepada yang bersangkutan diangkat dalam jabatan Profesor bidang ilmu manajemen.
Penyerahan SK dilakukan di kantor Lembaga Layanan Direktorat Pendidikan Tinggi (LLDIKTI) WIlayah Vl Jawa Tengah. SK tersebut disampaikan Kepala LLDIKTI Bhimo Widyo Andoko, SH, MH kepada Rektor Untag Prof. Dr. Drs. Suparno, MSi, yang selanjutnya SK tersebut diserahkan kepada Dr. Gita Sugiyarti.
Dalam sambutannya Bhimo Widyo Andoko menyampaikan bahwa salah satu tugas sebagai Guru Besar nanti adalah untuk mengembangkan institusi, dan semoga momen ini bisa menjadi penyemangat bagi para calon profesor lainnya, mengingat begitu sulitnya proses ini.
Pada kesempatan itu, Prof. Suparno mengucapkan banyak terima kasih kepada LLDIKTI Wilayah VI Jawa Tengah yang selama ini telah memberikan perhatian kepada Untag, termasuk perihal kenaikan jabatan akademik dosen sebagai Profesor.
Disampaikan pula bahwa saat ini Untag telah mengajukan dosen dalam jabatan akademik sebagai Guru Besar sebanyak 5 orang, sekarang tinggal 4 setelah Dr. Gita Sugiyarti menerima SK.
Dengan demikian, sekarang jumlah Guru Besar di Untag ada 8 orang, diantaranya Fakultas Hukum ada 4 orang, kemudian Fisip ada 1, Fakultas Ekonomika dan Bisnis ada 2, serta Fakultas Teknik ada 1.
Untag saat ini terus berkomitmen mendorong para dosen untuk mengembangkan diri melalui kenaikan jabatan dan pangkat ke Guru Besar dan Lektor Kepala”, karena dengan bertambahnya Guru Besar tentu akan semakin memperkokoh komitmen mutu dan reputasi akademik Untag.
Lebih lanjut Prof. Suparno menyampaikan bahwa dengan diterimanya SK sebagai Guru Besar oleh Dr. Gita Sugiyarti, maka dalam waktu dekat akan diadakan upacara pengukuhan Guru Besar, karena ini merupakan salah satu tradisi untuk memberikan apresiasi dan penghargaan kepada para dosen yang telah berjuang untuk mendapatkan jabatan akademik tertinggi.
Selain itu, upacara pengukuhan ini juga merupakan wadah akademis bagi para guru besar untuk mengemukakan ide, gagasan, dan informasi terkini yang terkait dengan bidang keilmuan/keahlian yang dimiliki.
Selanjutnya dalam pesannya disampaikan agar gelar sebagai profesor hendaknya tidak membuat jati diri berubah, harus tetap rendah hati dan tetap terus berkarya serta bermanfaat bagi masyarakat,” tuturnya.