"Pendidikan Anda adalah gladi resik untuk kehidupan yang akan Anda jalani." - Nora Ephron
Kutipan bijak penuh motivasi seringkali menyapa di suasana wisuda. Rasa bangga dan haru begitu hangat menyelimuti setiap sudut ruangan dalam acara. Hingar bingar wisuda telah dipersiapkan para wisudawan dengan pilihan jas dan kebaya elegan, untuk mempermanis momen saat disandingkan dengan toga.
Universitas 17 Agustus 1945 (UNTAG) Semarang akan mengadakan Wisuda Akademik ke 87 secara offline di Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT) Semarang, pada Rabu (17/05/2023).
Sebanyak seribu lebih wisudawan/ti Untag Semarang yang bergelar sarjana, magister, dan doktor akan dilantik pada Mei nanti.
Istilah wisuda kerap kali menjadi bukti pencapaian dari proses perkuliahan yang panjang. Menghabiskan waktu kurang lebih 4 tahun, bukanlah perjalanan singkat. Banyak kisah juang yang emosional di dalamnya.
Bayang-bayang deadline, tugas yang menumpuk, serta dosen killer kini tak jadi momen yang menegangkan lagi. Melainkan sudah menjadi cerita manis yang akan terus tersimpan di sudut memori.
Puncak prosesi wisuda dilambangkan dengan memakai toga yang kemudian wisudawan/ti dipanggil satu persatu maju ke depan dengan pemindahan tali toga (tassel) dari kiri ke kanan oleh rektor. Pemindahan tali toga ini bukan tanpa maksud, melainkan pemindahan tali toga diibaratkan seperti otak.
Awalnya tali toga berada di kiri, karena saat menjalani masa kuliah mahasiswa menggunakan otak kiri yang berhubungan dengan materi, bahasa, dan juga hafalan. Ketika wisuda, tali toga dipindah ke kanan dengan harapan wisudawan/ti lebih menggunakan otak kanan yang berhubungan dengan imajinasi, inovasi, serta kreativitas.
Rasa bangga begitu melekat ketika wisudawan/ti telah resmi mendapat imbuhan baru di akhir namanya, sebagai simbol bahwa seseorang telah menguasai sebuah keilmuan tertentu.
Mahasiswa yang telah diwisuda dan resmi mendapat gelar dari bangku akademiknya, digolongkan sebagai golongan intelektual Indonesia.
Setelah wisuda, perjuangan masih terus berlanjut. Cerita dengan chapter baru setelah mendapat imbuhan gelar di akhir nama pun dimulai. Perjalanan baru dengan tujuan yang masih sama, mencari makna sukses dalam diri.
Status sarjana, magister, dan doktor yang disandang wisudawan/ti tak hanya untuk sekedar disyukuri dan dibanggakan. Namun, menjadi tanggung jawab untuk mengamalkan seluruh ilmu pengetahuan yang didapat ke masyarakat.