Ikatan Arsitektur Indonesia (IAI) telah memberikan dorongan kepada para mahasiswa Arsitektur Fakultas Teknik Untag Semarang, agar tidak menjadi Arsitek non profesional yang hanya terlibat dalam perencanaan bangunan gedung saja, tetapi harus menjadi Arsitek yang profesional, sehingga dapat terjun ke perencanaan kota dan tata guna lahan serta manajemen proyek dan konstruksi.
Pengarahan itu disampaikan oleh Ketua IAI, Ar. Georgius Budi Yulianto., ST., MT., IAI., AA, saat memberikan kuliah umum kepada para mahasiswa Arsitektur, yang diselenggarakan di Aula Fakultas Teknik Untag Semarang, belum lama ini.
Pada kuliah umum itu, materi kuliah juga disampaikan oleh Ketua IAI region Jawa Tengah, Ar. Sugiarto, ST, MT, MA, IAI, GP. Keduanya menyampaikan materi kuliah kepada mahasiswa tentang bagaimana prospek lulusan arsitektur kedepan, yang dimoderatori oleh Ar. Djudjun Rusmiatmoko, ST, M.Ars. IAI.
Acara kuliah umum tersebut, kemudian ditindaklanjuti dengan penandatanganan MoU antara IAI dengan Untag Semarang, yang ditandatangani oleh Georgius Budi Yulianto bersama Rektor Untag Prof. Dr. Drs. Suparno, MSi.
Dalam sambutannya Rektor Untag telah mengapresiasi akan kehadiran organisasi IAI untuk memberikan kuliah umum pada mahasiswanya yang kini duduk di Arsitektur Fakultas Teknik Untag Semarang.
Untuk itu, Prof. Suparno berharap kepada mahasiswa yang hadir, agar mengikuti kuliah umum ini dengan sungguh sungguh dan penuh semangat, karena kedua pemateri yang akan memberikan arahan ini tergolong anak muda berkarya, yang sukses dan penuh dengan pengalaman lapangan.
Melalui arahan kedua praktisi tersebut, diharapkan para mahasiswa dapat mempersiapkan diri, agar lulusannya kelak dapat menjadi Arsitektur yang profesional, harapnya.
Dalam kuliah umumnya, Budi Yulianto juga membeberkan 13 kompetensi yang harus dimiliki seorang arsitek yang antara lain perancangan arsitektur, pengetahuan arsitektur, pengetahuan seni, hubungan antara manusia dengan bangunan, peran arsitek dalam masyarakat, hingga pengetahuan fisik bangunan, serta penerapan batasan anggaran dan hukum bangunan.
Pada kesempatan itu, Budi selaku Ketua IAI juga menawarkan program magang untuk mahasiswa arsitek agar ilmu yang dipelajari dibangku kuliah dapat dikembangkan di masyarakat, ungkapnya. Ada beberapa hal yang harus dipelajari saat magang seperti organisasi kantor, kepemimpinan, rencana usaha, marketing, metode penyelesaian proyek, hingga koordinasi multi disiplin, jelasnya.
Sementara, Sugiarto selaku ketua IAI Jawa Tengah memberikan penjelasan detail tentang organisasi arsitek yang harus diketahui oleh mahasiswa. Dalam pemaparannya, IAI merupakan satu-satunya wadah bagi profesi arsitek dan bersifat mandiri. IAI bertugas dalam melakukan pembinaan anggota, menegakkan kode etik profesi arsitek, menyelenggarakan dan memantau pelaksanaan Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan, memberikan masukan kepada Pendidikan Tinggi Arsitektur tentang perkembangan praktik arsitek, serta melindungi pengguna jasa arsitek, jelasnya.
Lebih lanjut Sugiarto menyampaikan bahwa selain kuliah umum, IAI juga akan menjalin beberapa kerjasama dengan Untag Semarang khususnya di prodi arsitektur. Kerjasama tersebut ditujukan untuk meningkatkan kualitas Tri Dharma Perguruan Tinggi Untag Semarang yang antara lain diadakannya dosen tamu, pengembangan keprofesian arsitek, reviewer untuk ujian PPAr (Program Pendidikan Arsitek), serta publikasi karya ilmiah.