Pajak merupakan sumber pendapatan terbesar dari suatu negara. Di Indonesia, pajak menyumbang 82% dari seluruh total pendapatan yang diterima oleh pemerintah. Meskipun demikian, sistem pajak dirasa oleh sebagian kalangan perlu dilakukan reformasi.
Hal itu dilontarkan oleh tim narasumber dari kanwil Direktoral Jenderal Pajak (DJP) Jateng 1 dalam seminar nasional yang diinisiasi oleh Tax Center Fakultas Ekonomika dan Bisnis Untag Semarang. Mereka adalah Rizky Keroshinta dan Ganung Harnawa yang menjelaskan urgensi dunia perpajakan kepada para peserta seminar yang hadir.
Reformasi perpajakan telah dilakukan oleh pihak DJP tahap III mulai tahun 2018 hingga diharapkan rampung pada tahun 2024 melalui PSAP (Pembaruan Sistem Administrasi Perpajakan), ujar narasumber. Reformasi pajak melalui PSAP terdiri dari 5 tema yang berbeda diantaranya Organisasi, Sumber Daya Manusia, Teknologi Informasi dan Basis Data, Proses Bisnis, serta Peraturan Perundang –Undangan.
Dalam seminar yang bertemakan “Indonesia Maju Bersama Generasi Muda Taat Pajak” yang diselenggarakan di Grha Kebangsaan Untag Semarang itu, telah dihadiri oleh Dekan FEB Untag, Dra. Nurchayati, SE, MM, AK, CA yang dalam sambutannya menghimbau para peserta untuk belajar pajak sedini mungkin.
Dihadapan lebih dari 300 peserta seminar, narasumber dari DJP Jateng 1 tersebut menjelaskan sebab-sebab diperlukan reformasi pajak di Indonesia. Menurut mereka, tingkat kepatuhan masyarakat akan membayar pajak masih tergolong rendah, target penerimaan pajak tiap tahun meningkat, terkendala dalam pengawasan dan penegakan hukum, serta perkembangan ekonomi digital dan kemampuan teknologi yang sangat pesat menjadi alasan mengapa pajak perlu direformasi.
Agenda seminar tersebut juga diselingi dengan perlombaan poster digital dan iklan layanan masyarakat dengan tema pajak yang diikuti berbagai siswa dan mahasiswa diseluruh pulau Jawa. Lomba poster digital dimenangkan oleh siswa asal MAN Sidoarjo, Wanda Pramudita sebagai juara pertama diikuti oleh Aisya Rahma Maulidia dari SMKN 1 Kendal diurutan kedua.
Sementara cabang lomba iklan layanan masyarakat, tim mahasiswa dari Universitas 11 Maret (UNS) berhasil menduduki peringkat 1 yang disusul tim dari UIN Walisongo Semarang diperingkat kedua.
Tidak hanya narasumber dari DJP Jawa Tengah, Tax Center FEB juga menghadirkan dosen muda dari Untag Deewar Mahesa, S.E., M.M yang merupakan dosen FEB. Deewar dalam sesi pemaparan seminar tersebut menjelaskan tentang bagaimana meningkatkan kualitas pemuda yang berani menjadi seorang entrepreneur. Menurutnya, menjadi seorang entrepreneur membutuhkan kemampuan kreativitas, ketekunan, komunikasi efektif, dan sikap yang tangguh. Sikap taat pajak juga penting untuk memperkuat kontribusi generasi muda dalam pembangunan ekonomi dan masyarakat, imbuhnya.