Cerpen atau cerita pendek merupakan karya fiksi prosa yang biasanya dapat dibaca dalam sekali duduk dan fokus pada sebuah kejadian yang berdiri sendiri atau serangkaian kejadian yang saling terkait. Cerpen cenderung singkat, padat, dan langsung pada tujuannya dibandingkan karya-karya fiksi lain yang lebih panjang, seperti novel.
Belum lama ini, Prof. Drs. Yosep Bambang Margono, PhD yang merupakan sastrawan, penulis buku, sekaligus dekan pada Fakultas Bahasa dan Budaya Untag Semarang membagikan pengalamannya dalam menulis sebuah cerpen.
Pengalaman itu ia bagikan dalam acara Seminar Menulis Cerpen : Perjalanan Kesehatan Mental Tantangan, Kebangkitan, dan Harapan” yang diinisiasi oleh Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) FBB Untag bertempat di aula Untag Kampus Seteran.
Profesor yang akrab disapa “Pak Yosep” tersebut menjelaskan bahwa dalam menulis sebuah cerpen, seorang penulis harus bisa memahami dan mengikuti struktur cerpen. Exposition, rising action, climax, falling action, dan resolution adalah serangkaian struktur cerpen yang harus dieksplorasi dengan padu oleh sang penulis.
Lebih lanjut, profesor dibidang bahasa, sastra, dan budaya tersebut menyatakan bahwa dalam menulis cerpen sangat penting untuk menggali imajinasi dan rasa ingin tahu. Imajinasi tersebut bisa didapat dengan mengamati fenomena aneh atau menarik yang terjadi di kehidupan, terangnya.
Seminar Menulis Cerpen tersebut dihadiri oleh para siswa-siswi SMA/SMK di wilayah Jawa Tengah yang merupakan peserta lomba menulis cerpen. Sekitar 70 lebih peserta hadir dengan penuh antusias menyimak paparan dari Prof. Yosep Bambang sambil berdebar-debar menunggu hasil pengumuman.
Selain dekan FBB, panitia juga mengundang Muhamad Syafiq Yunensa yang merupakan seorang penulis muda sebagai narasumber seminar. Ia mengutarakan bahwa menulis dapat meningkatkan kesejahteraan mental kaum pemuda. Seseorang dapat menggali lebih dalam tentang pikiran, perasaan, dan pengalaman pribadinya melalui tulisan, ujarnya. Syafiq juga menyatakan bahwa menulis menawarkan ruang untuk refleksi, introspeksi, dan ekspresi yang seringkali tidak mudah dicapai melalui cara lain.
Sementara itu, hasil penjurian lomba cerpen menyatakan bahwa Jaesyka Adelyatu (SMAN 1 Salatiga) menjadi juara pertama setelah menuliskan cerita yang berjudul “Malam Terlalu Malam”. Di lain sisi, perwakilan dari SMAN 1 Kayen di daerah Pati, Denis Nanda Ayala menempati urutan kedua dengan ceritanya “Nirwana Mawar Biru”. Lia Hikmatul Maula (SMAN 2 Semarang) dinobatkan sebagai juara ketiga dengan judul ceritanya “Mencari Biru.”