Dalam upaya memberdayakan siswa-siswi sekolah dasar untuk melawan bullying, mahasiswa PMM 4 (Pertukaran Mahasiswa Merdeka) di Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Semarang melaksanakan kegiatan kontribusi sosial di SD Negeri Branjang, Kecamatan Ungaran Barat, belum lama ini. Dengan semangat gotong royong, mereka mengajarkan pentingnya empati dan kerja sama.
Di bawah payung Program Pertukaran Mahasiswa Merdeka (PMM), tim mahasiswa dari Untag Semarang membawa angin perubahan ke SD Negeri Branjang, Kecamatan Ungaran Barat. Dalam kegiatan yang didampingi oleh dosen Modul Nusantara, Alya Takwarina Cahyani, S.AB, MM, mereka memberikan edukasi tentang pencegahan bullying kepada siswa-siswi sekolah tersebut.
Program PMM adalah salah satu inisiatif dari kebijakan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) yang dicanangkan oleh Kemendikbudristek pada tahun 2020. Tujuannya adalah mempersiapkan generasi muda yang siap menghadapi dunia kerja dan berkontribusi pada pembangunan bangsa. Diluncurkan pada tahun 2021, PMM memberikan kesempatan bagi mahasiswa untuk mengikuti perkuliahan di perguruan tinggi lain di luar daerah asal mereka selama satu semester.
Salah satu bagian dari Modul Nusantara dalam PMM 4 ini, yaitu Kontribusi Sosial, diadakan di SD Negeri Branjang oleh kelompok Dr. Kariadi yang terdiri dari 25 mahasiswa yang berasal dari perguruan tinggi luar jawa. Mereka menyampaikan materi mengenai pencegahan bullying, mengadakan permainan edukatif, dan membuat kenang-kenangan cap jari tangan bersama siswa-siswi.
Kepala Sekolah SD Negeri Branjang menyatakan rasa terima kasihnya atas dipilihnya sekolah tersebut sebagai tempat pelaksanaan kegiatan ini. “Kami sangat bersyukur dan berterima kasih kepada mahasiswa PMM 4 Untag Semarang atas kontribusi positif yang diberikan. Edukasi seperti ini sangat penting untuk anak-anak kami,” ungkapnya.
Dalam sesi edukasi, para mahasiswa menjelaskan tentang bullying dan bagaimana cara menghindarinya. Mereka juga mengadakan sesi tanya jawab untuk memastikan siswa-siswi memahami materi yang disampaikan. Permainan edukatif yang diadakan setelahnya berhasil menciptakan suasana ceria dan interaktif di kalangan siswa.
Kegiatan ini ditutup dengan pembuatan cap jari tangan, sebagai simbol komitmen bersama untuk mencegah bullying. Mahasiswa PMM 4 bertindak sebagai relawan, mentor, dan role model positif bagi siswa-siswi, menunjukkan bahwa perilaku positif dapat mencegah terjadinya bullying.
Program Pertukaran Mahasiswa Merdeka, khususnya melalui kegiatan kontribusi sosial dalam Modul Nusantara, tidak hanya berfokus pada perubahan sosial dan lingkungan, tetapi juga memperkuat keterlibatan mahasiswa dengan masyarakat. Dengan semangat gotong royong, program ini menciptakan lingkungan yang berkelanjutan dan memberikan manfaat langsung kepada komunitas yang dilibatkan. Semoga kegiatan seperti ini terus berlanjut dan memberikan inspirasi bagi generasi mendatang.