Sejumlah mahasiswa dari UKM Teater Pitoelas Universitas 17 Agustus 1945 (UNTAG) Semarang berhasil memukau penonton dalam pementasan teatrikal sejarah Pertempuran 5 Hari di Semarang yang berlangsung di kawasan Tugu Muda, Semarang baru-baru ini. Dalam teatrikal tersebut, mahasiswa berhasil memainkan peran mereka dengan sangat baik, menghidupkan kembali salah satu peristiwa heroik dalam sejarah Indonesia. Tak hanya mahasiswa, sejumlah alumni yang pernah tergabung dalam UKM Teater Pitoelas juga turut serta dalam pementasan ini, menambah kekuatan pementasan yang penuh emosi dan semangat perjuangan.
Pertempuran 5 Hari di Semarang merupakan salah satu peristiwa penting dalam sejarah perjuangan Indonesia pasca kemerdekaan. Peristiwa ini terjadi pada 15–19 Oktober 1945, ketika rakyat dan pejuang Indonesia di Semarang terlibat dalam pertempuran sengit melawan tentara Jepang yang masih menduduki kota tersebut setelah proklamasi kemerdekaan. Konflik dipicu oleh tindakan Jepang yang melanggar kesepakatan untuk menyerahkan senjata mereka. Ketegangan semakin memuncak ketika seorang dokter bernama Kariadi tewas ditembak Jepang saat memeriksa cadangan air yang dicurigai telah diracuni.
Rektor UNTAG Semarang, Prof. Dr. Drs. Suparno, M.Si., memberikan apresiasinya terhadap pementasan ini. “UKM Teater Pitoelas tidak hanya menunjukkan bakat seni yang luar biasa, tetapi juga memperlihatkan bagaimana generasi muda bisa menghidupkan kembali sejarah melalui seni. Teatrikal ini adalah cerminan semangat juang para pahlawan yang relevan bagi kita semua, terutama mahasiswa yang harus terus menjaga semangat nasionalisme,” ujar Rektor.
Pementasan ini berhasil menarik perhatian banyak pihak, baik dari kalangan mahasiswa maupun masyarakat umum. Dengan akting yang mengesankan dan penggambaran peristiwa sejarah yang mendetail, pementasan Pertempuran 5 Hari di Semarang oleh UKM Teater Pitoelas berhasil memberikan pengalaman yang menginspirasi dan menggugah semangat nasionalisme kepada seluruh penonton yang datang.