Keberhasilan Untag dalam melaksanakan program pelatihan peningkatan kualitas pendidikan dan mencetak lulusan siap kerja, telah menorehkan prestasi dan mendapatkan penghargaan dari USAID ( United State Agency For International Development ) melalui RWAP (Ready to Work Accelerator Program) sebagai perwakilannya yang ada di Indonesia.
USAID ini merupakan badan bantuan pembangunan internasional Amerika yang independen dari pemerintahan Amerika Serikat, yang bertanggung jawab atas bantuan dibidang ekonomi, pembangunan dan kemanusiaan untuk negara lain di dunia dalam mendukung tujuan kebijakan luar negeri Amerika Serikat, yang dalam pengelolaannya di Indonesia dilaksanakan oleh RWAP.
Pemberian penghargaan ini merupakan tindak lanjut dari kerjasama antara Untag dan USAID - RWAP, yang dalam nota kesepahaman sebelumnya telah ditandatangani oleh Rektor Untag Prof. Dr. Suparno, MSi dengan Toto Purwanto selaku Chief of party Usaid.
Pelaksanaan kerjasama dari pihak Untag ditangani oleh Wakil Rekto 4 Prof. Dr. Retno Mawarini S, SH. MHum. Sementara untuk pelaksana pelatihan dikelola oleh Badan Bursa Kerja Khusus Untag, yang dipimpin oleh Dr. Tri Lestari, MSi.
Kerjasama pada tahap pertama diawali pelatihan dalam pengembangkan soft skill bagi mahasiswa bidik misi yang diikuti 33 mahasiswa Untag, karena dipandang berhasil, maka dilanjutkan pada tahap kedua, dimana Untag berkesempatan mengirimkan mahasiswa reguler sebanyak 585 orang untuk mengikuti pelatihan tersebut.
Namun mengingat jumlah peserta yang diikutkan cukup banyak, maka dalam pelaksanaan pelatihannya dibagi dalam 13 batch, yang diselenggarakan pada bulan September dan Nopember tahun 2019 yang lalu.
Rektor Untag Prof. Suparno sangat bersyukur atas pemberian penghargaan tersebut, sebagai bentuk kepercayaan kepada Untag, karena pelatihan ini sangat penting sebagai bekal bagi para lulusannya dalam mencari kerja kelak.
Menurutnya, bahwa indeks prestasi mahasiswa yang bagus dan gelar sarjana bukanlah modal yang cukup untuk bekerja, tanpa didukung sikap yang baik, etika kerja yang kuat, dan pola pikir yang inovatif.
Untuk itu dia berharap kerjasama ini bisa berlanjut, karena setelah program pelatihan batch 1 sampai dengan 13 ini berakhir, rencananya bisa diteruskan lagi, karena program dari Usaid ini memang dirancang untuk lima tahun kedepan.
Namun hal itu disadari kalau dalam tahun ini kemungkinannya pelatihan ini tidak diadakan dulu, mengingat musibah pandemi covid 19 yang juga belum reda, sementara kegiatan soft skill ini dilakukan dalam bentuk praktek, yang bersosialisasi secara fisik.