Dalam Skema Pembangunan Nasional tidaklah hanya bertumpu pada pembangunan fisik saja, tetapi yang tidak kalah penting adalah membangun jiwa dan dan mental bangsa. Demikian disampaikan oleh Wakil Rektor Untag Semarang Prof. Dr. Retno Mawarini S, SH. MHum yang mensitir pidato Presiden RI pertama pada Ulang Tahun RI tanggal 17 Agustus 1966.
Menurutnya, hal inilah yang kemudian menempatkan Perguruan Tinggi mempunyai tanggung jawab besar "tidak hanya sekedar memenuhi kebutuhan pasar (market driven) saja, tetapi juga menjadi pusat pemikiran (centre of trought) terhadap hal hal yang dihadapi bangsa, menjadi benteng moral.
Untuk itu Untag Semarang yang merupakan salah satu kampus yang bernafaskan Nasionalis dengan keberagamannya, diharapkan mampu memberikan kekuatan besar sebagai upaya untuk ikut mencerdaskan kehidupan bangsa. Tandas, Prof. Retno saat membuka acara maupun sebagai keynote speaker pada kegiatan pelatihan yang bertajuk "Membentuk Kader Bangsa Yang Berjiwa Merdeka di Era New Normal Bagi Mahasiswa Untag Semarang". Yang diselenggarakan secara virtual.
Acara itu juga diikuti oleh narasumber yang lain yaitu Prof. Dr. Edy Lisdiyono, SH. MHum (Dekan Fakultas Hukum Untag), Dr. Heri Santoso (Kepala Lafinus UGM) dan Surono, MA (Analisis Data Pusat Studi Pancasila UGM) serta Nunung Nugroho, SH. MHum (Kepala Pusat Studi Pancasila Untag Semarang).
Menurut Ketua penyelenggara pelatihan Nyoman Ardika, SH. MHum bahwa kegiatan ini merupakan hasil kerjasama antara Pusat Kajian Pancasila dan Konstitusi Fakultas Hukum Untag dan Laboratorium Filsafat Nusantara Fakultas Filsafat (Lafinus) UGM.
Selanjutnya Prof. Retno mengatakan bahwa tema yang dibahas dalam pelatihan atau webinar ini sangat tepat, sebagai rangkaian kegiatan ulang tahun Untag yang ke 57 tahun, yaitu dengan membentuk kader-kader bangsa yang berjiwa merdeka di era new normal bagi mahasiswa, yang dibahas ditengah munculnya pandemi covid 19, sehingga hal ini perlu dibuat atau dirumuskan dalam sebuah pola atau strategi bagi setiap penyelenggara pendidikan.
Menurutnya, dalam situasi seperti ini kita semua harus bisa mulai beradaptasi pada tatanan baru, dan yang perlu dipegang penyelenggara pendidikan pada tatanan baru adalah tetap semangat untuk selalu melahirkan lulusan yang bukan hanya cerdas, tetapi juga penguasaan wawasan dan keperdulian terhadap sesama. Untuk para mahasiswa bisa selalu membentengi diri dengan moral, mengamalkan nilai-nilai pancasila baik dalam kehidupan sehari hari maupun dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.