Sepertinya agak ironis apabila Indonesia sudah merdeka sejak 78 tahun yang lalu masih berkutat dengan permasalahan stunting. Namun faktanya berkata demikian, besarnya wilayah dan jumlah penduduk Indonesia dengan beragam kondisi geografisnya, membuat permasalahan yang mendasar tersebut tidak mudah untuk diselesaikan.
Bahkan sesuai dengan data hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Kementerian Kesehatan dan BPS, data anak-anak yang mengalami stunting terdapat pada seluruh wilayah di 34 provinsi di Indonesia. Kasus stunting tidak hanya berada pada wilayah yang terluar, terdepan dan tertinggal, tetapi juga terdapat pada wilayah perkotaan yang tingkat pendidikan dan pendapatannya relatif tinggi.
Melihat kondisi tersebut maka permasalahan stunting menjadi prioritas pada program Kuliah Kerja Nyata (KKN) Untag Semarang, untuk melakukan pencegahan bersama masyarakat setempat.
Hal itu disampaikan Rektor Untag Prof. Dr. Drs. Suparno, MSi saat melakukan kunjungan kerja dan menarik mahasiswanya yang sudah selesai masa pengabdiannya di Kelurahan Jatisari, Kecamatan Mijen Kota Semarang, belum lama ini.
Pada acara penarikan telah dihadiri oleh para Wakil Rektor, Dekanat dan para Dosen pembimbing lapangan dari Untag Semarang, yang diterima oleh Kepala Kecamatan Mijen dan 14 Kepala Kelurahan bersama para istrinya selaku penggerak PKK disana.
Kepala Lembaga Pengabdian Kepada Masyarakat Untag Dr. Agus Wibowo, SH. MSi menyampaikan bahwa penarikan mahasiswa KKN yang berlokasi di 14 Kelurahan di wilayah Kecamatan Mijen ini berjumlah 276 mahasiswa.
Menurutnya penarikan mahasiswa KKN ini juga akan dilakukan diberbagai Kabupaten kota yang lain, seperti Purwodadi, Jepara, Pati, Rembang, Blora, Kendal, Kebumen dan lain sebagainya yang tersebar di Jawa Tengah.
Dia menyebutkan bahwa tema yang diangkat dalam KKN Untag kali ini adalah "Pembelajaran Bersama Masyarakat Program MBKM" dengan memprioritaskan pada pencegahan stunting di masing masing lokasi KKN.
Rektor Untag dalam sambutannya menyampaikan terima kasih kepada Kepala Kecamatan Mijen dan para Kepala Kelurahan, serta masyarakat ditempat pelaksanaan KKN yang sudah menerima dengan baik para mahasiswanya yang sedang melaksanakan pengabdian disana.
Menurutnya, dengan melibatkan mahasiswa KKN Untag bersama masyarakat setempat akan lebih mempermudah dalam melakukan pencegahan stunting karena yang mengetahui warganya yang terkena stunting adalah orang yang ada di lingkungannya, terutama yang terdapat anak balita dan pasangan usia muda terhadap kemungkinan terjadinya stunting, daripada harus melakukan upaya penanganan setelah stunting itu terjadi.
Disamping itu, biaya pencegahan stunting tentu lebih murah dan dampaknya tentu akan lebih terkendali, daripada apabila sudah terjadi stunting.
Kepala Kecamatan Mijen Kota Semarang Didik Dwi Hartono, SH. MM, mengatakan hasil kerja mahasiswa KKN Untag di 14 Kelurahan wilayah Mijen selama satu bulan ini sangat luar biasa. “Permasalahan stunting misalnya, apabila yang menyampaikan materi dari mahasiswa maka masyarakat bisa menerimanya, berbeda apabila kami yang menyampaikan” katanya. Bahkan saat diadakan sosialisasi tentang menikah dini masyarakat mempercayainya dan akan berimbas dampaknya pada kemiskinan, kesiapan sumber daya manusia, pendidikan dan sebagainya.
Untuk itu dia berharap untuk pelaksanaan KKN Untag yang akan datang dapat diterjunkan di wilayah Kecamatan Mijen lagi, dalam rangka untuk mendukung program prioritas nasional, salah satunya untuk kegiatan pencegahan stunting di wilayahnya untuk mewujudkan keluarga yang sejahtera dan bahagia.