Yayasan Pembina Pendidikan 17 Agustus 1945 (YPP 17) Semarang yang berwawasan Nasionalis Pancasila ini senantiasa mengutamakan kebersamaan dalam mengelola lembaga pendidikan ini. Oleh sebab itu, tepat kalau momen Halal Bi Halal ini digunakan untuk merajut kebersamaan di lingkungan YPP 17.
Hal itu disampaikan Ketua Pengurus Yayasan Pembina Pendidikan 17 Agustus 1945 (YPP 17) Semarang Dr. Ir. Djatmiko Waloejono, MT saat yayasan tersebut menggelar acara Halal Bi Halal di SMK 17 Jl. Mangunsarkoro Semarang, belum lama ini.
Untuk itu, lanjut Djatmiko, kegiatan ini merupakan tradisi tahunan YPP 17 untuk selalu mengadakan Halal Bi Halal. Adapun dalam pelaksanaannya dilakukan secara bergiliran di beberapa lembaga yang dalam naungan yayasan tersebut. Rencananya untuk tahun depan akan di laksanakan di AAK 17 dan AKFARM 17 di jl. Siliwangi no 350 Semarang. ujarnya.
Acara Halal Bi Halal yang digelar oleh YPP 17 ini telah berlangsung meriah, yang dihadiri lebih dari 450 orang terdiri dari dosen, guru dan tenaga kependidikan UNTAG, AAK 17, AKFARM 17 dan SMK 17 Semarang.
Halal Bi Halal yang bertema "Merajut Kebersamaan dan Kekeluargaan Dalam Kesejukan Iman" telah disampaikan oleh Kyai.H. Prof. Dr. Djamaludin Darwis, MA. Sementara Rektor Untag Semarang Prof. Dr. Drs. Suparno, MSi dalam sambutannya berharap tradisi Halal Bi Halal ini terus dilaksanakan setiap tahunnya, karena tidak hanya menyangkut keagamaan tetapi juga kemanusiaan.
Sementara Ketua Pembina YPP 17 Prof. Dr. Sarsintorini Putra, SH. MH dalam sambutannya menyampaikan bahwa untuk meningkatkan kualitas pendidikan YPP 17 harus memenuhi semua kebutuhan mahasiswa dan siswa.
Disamping itu, dosen dan guru juga dituntut untuk meningkatkan kualitasnya dengan menciptakan atmosfir akademik dengan menyelenggarakan berbagai kegiatan ilmiah dan seminar.
Untuk itu dia berharap agar seluruh sivitas akademika, baik dosen, guru maupun tenaga kependidikan harus maju bersama, bermartabat dan mampu berdaya saing.
Untuk memberikan pemahaman kepada yang hadir, terutama kepada para dosen, guru dan tenaga kependidikan yang baru maka sang narator kebangsaan Drs. St. Sukirno, MS. menyampaikan pikiran pikiran para pendiri YPP 17.
Dalam narasinya disampaikan, bahwa kita semua menyadari hari ini adalah merupakan manifestasi dari apa yang dipikirkan oleh para pendiri, yaitu kita tidak boleh melupakan sejarah, kapan dan darimana kita berasal, dan itu akan menjadi pegangan bagi kita semua.
Menurutnya, siapa saja yang melupakan sejarah dia tidak akan pernah tahu, apalagi untuk mencapainya. katanya.
Kemudian, Sukirno yang juga sebagai anggota Pembina YPP 17, dan menjabat sebagai rektor Untag Semarang dua periode tahun 1998 - 2006, mengutarakan bahwa YPP 17 Semarang didirikan dengan pembangunan monumen dinamis, bukan statis, sehingga berbeda dengan perguruan tinggi yang lain. Jadi kita adalah nasionalis, namun nasionalis yang bukan chovinisme, tetapi nasionalis yang berdasarkan kearifan lokal.
Menurutnya, seseorang yang mempunyai kecintaan kepada negaranya tidak berarti harus melupakan kecintaan kepada nilai nilai lokal yang tumbuh di masyarakat. katanya.
Disamping itu, lanjut Sukirno yang kini juga duduk sebagai anggota Dewan Provinsi Jawa Tengah mengatakan bahwa nasionalisme yang diemban oleh YPP 17 Semarang ini tidak mengenal mayoritas dan minoritas.
Jadi menurutnya selama orang Indonesia masih menganggap aku adalah mayoritas maka hanya masih bisa bertoleransi. Namun pendiri lembaga ini tidak hanya bertoleransi tetapi kesetaraan. kata Sukirno dalam narasinya.