Menurunnya kesehatan dan kemandirian pada lansia menjadi isu kritis yang memerlukan perhatian khusus. Situasi ini bukan hanya menjadi beban bagi individu yang terlibat, tapi juga mempengaruhi beban ekonomi dan sosial bagi negara. Untuk itu perlu solusi inovatif pemberdayaan lansia secara berkelanjutan dalam lingkungannya.
Hal itu diungkapkan Dr. Honorata Ratnawati Dwi Putranti, SE. MM. selaku ketua tim pengabdian kepada masyakat Untag Semarang saat melakukan pengabdian di RW 7 kampung Gombel Permai Semarang, belum lama ini.
Dalam pelaksanaan pemberdayaan kepada para lansia tersebut, telah diawali dengan melakukan senam sehat, pemeriksaan kesehatan rutin dan kegiatan berkebun.
Dalam interaksi tersebut masyarakat telah menunjukan komitmennya untuk meningkatkan kesejahteraan lansia.
Sebagai langkah inovatif, telah diusulkan pembuatan eco enzym, suatu produk ramah linkungan yang dibuat dari kulit buah. Eco enzym ini tidak hanya berfungsi sebagai pupuk organik yang mendukung kegiatan berkebun, tetapi juga bisa digunakan sebagai bahan dasar kompres untuk meredakan nyeri.
Ratnawati menjelaskan bahwa Program yang dijalankan ini telah didanai oleh Kemendikbud Ristek 2023. Untuk itu dia sangat bersyukur dan berterima kasih atas pemberian dana hibah tersebut.
Dengan dana itu diharapkan bisa meningkatkan kesejahteraan lansia dan lingkungan sekitar, sekaligus menjawab Indiķator Kinerja Utama (IKU) Perguruan Tinggi. "Ini adalah contoh kolaborasi yang melibatkan dosen, mahasiswa dan masyarakat, terutama para pensiunan yang sebelumnya mungkin merasa kurang produktif". ungkapnya.
Selain itu, kata Ratnawati lebih lanjut bahwa kegiatan ini dirancang untuk membantu lansia dalam mempersiapkan diri menghadapi masa pensiun dengan lebih baik. Dengan penerimaan diri yang baik, individu diharapkan mampu mengurangi kecemasan dan meningkatkan kualitas hidupnya.
Menurutnya, kegiatan ini dirancang menjadi tiga tahap, yaitu pembuatan granul dari ampas eco enzym sebagai pupuk organik. Pengolahan nilai tambah ampas dari eco enzym. Analisis harga pokok produksi untuk memastikan kegiatan ini berkelanjutan dan memberikan manfaat ekonomi.
Dengan biaya yang diajukan sebesar Rp. 39.000.000,- maka program ini diharapkan untuk tidak hanya meningķatkan kemandirian dan kesehatan lansia saja, tetapi juga mengurangi limbah, serta meningkatkan pendapatan, dan memperkuat interaksi sosial diantara warga.
Selanjutnya evaluasi dari program ini akan melibatkan analiais proses, hasil, partisipasi masyarakat, pemberdayaan lansia, kepuasan peserta, dan kemitraan.
Disamping itu, mahasiswa yang terlibat dalam program ini akan mendapatkan pengalaman praktis, keterampilan interpersonal yang berharga, penhalaman akademik, serta konstribusi nyata terhadap lingkungan dan masyarakat.
Menurutnya, Ini sebuah langkah progresif yang menggabungkan keperdulian terhadap lansia dengan keberlanjutan lingkungan. Dalam jangka panjang diharapkan bahwa inisiatif semacam ini akan menjadi contoh dan inspirasi bagi komunitas lain diseluruh negeri.