Penggunaan gadget saat ini telah dilakukan oleh semua usia, mulai dari usia dini hingga usia tua. Agar tidak merusak kesehatan perlu diperhatikan posisi menggunakan gadget yang benar, seperti meletakan layar gadget yang sejajar dengan mata, serta jarak sejauh mungkin dari tangan pengguna. Hal ini guna mencegah timbulnya penyakit akibat posisi yang salah, seperti posisi terlalu menunduk atau posisi duduk yang tidak benar.
Hal ini dikatakan Ahli bedah syaraf Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Prof. Dr. dr. Ridha Dharmajaya, SP, BS(K) pada acara seminar yang bertema "Penyelamatan Generasi Bangsa Indonesia Menuju Indonesia Emas 2045", yang diselenggarakan oleh
Universitas 17 Agustus 1945 (UNTAG) Semarang bersama Gerakan Gadget Sehat Indonesia di gedung Grha Kebangsaan kampus UNTAG Semarang, pada 3 Nopember 2023.
Acara seminar dimoderatori oleh Prof. Drs. Yohanes Bambang Margono S, MSi, MA, PhD. (Dekan Fakultas Bahasa dan Budaya Untag Semarang), serta dihadiri oleh para dosen dan mahasiswa dari berbagai program studi yang ada di Untag Semarang.
Rektor Untag Prof. Dr. Drs. Suparno, MSi dalam sambutannya menyampaikan bahwa penggunaan gadget yang tidak benar bisa membawa bencana bagi bonus demografi. Untuk itu dia sangat mengapresiasi diselenggarakannya seminar ini, dengan menghadirkan Prof. Ridha selaku inisiator Gerakan Gadget Sehat Indonesia.
Dengan diberikannya sosialisasi gadget sehat ini kepada sivitas akademika Untag Semarang, diharapkan dapat diambil manfaatnya, dalam rangka mempersiapkan anak negeri ini menuju bonus demografi agar bisa melahirkan generasi yang berkualitas. tuturnya.
Prof. Ridha dalam sosialisasinya menyampaikan bahwa penggunaan gadget yang tidak tepat, baik mengenai posisi maupun durasinya bisa mengakibatkan dampak negatif.
"Jika menggunakan gadget dengan posisi yang menyebabkan adanya tekukan pada leher, maka akan ada beban yang ditanggung. Semakin dalam tekukan itu maka akan semakin berat beban yang ditanggung leher, terang Prof. Ridha.
Jika ini berlangsung singkat atau hanya beberapa menit, hal itu tidak begitu terdampak. "Tapi jika tekukan itu terjadi lebih dari dua jam dan secara terus menerus, ini akan menjadi masalah. Maka akan terjadi gangguan yakni saraf kejepit pada bagian leher. Gejalanya yakni berat dipundak, leher pegal, tangan kesemutan dan bangun tidur tidak segar.
Jika dulunya, gejala ini sering dialami orang tua usia 60 an tahun keatas, tapi sekarang sering dialami remaja, baik tingkat SMA, SMP, bahkan anak SD.
Parahnya lagi, jika gejala awal itu diabaikan dan terus menerus menggunakan gadget dengan posisi yang salah dan dalam durasi waktu yang lama, maka yang terjadi adalah kematian saraf, ungkapnya.