Inovasi dalam dunia pendidikan terus berkembang, dan salah satu terobosan terbaru datang dari tim dosen Universitas 17 Agustus 1945 (UNTAG) Semarang yang berhasil menciptakan aplikasi pembelajaran berbasis cerita rakyat, SITENAR CERYA. Aplikasi ini menjadi solusi untuk mengatasi tantangan dalam pembelajaran bahasa Inggris di kalangan siswa SMP dengan pendekatan yang lebih menarik dan interaktif.
SITENAR CERYA, yang merupakan singkatan dari Simulator Teknologi Pembelajaran Cerita Rakyat, hadir dengan tujuan utama untuk meningkatkan kemampuan berbahasa Inggris siswa SMP. Melalui aplikasi ini, siswa diajak belajar bahasa Inggris dengan memanfaatkan cerita rakyat Indonesia sebagai media pembelajaran. Inovasi ini tidak hanya bertujuan untuk memperbaiki kualitas pembelajaran bahasa Inggris, tetapi juga untuk melestarikan budaya lokal dengan cara yang relevan dan menarik bagi generasi muda.
Kegiatan sosialisasi dan uji coba aplikasi SITENAR CERYA pertama kali diadakan di SMP Martutina Salatiga, dengan antusiasme tinggi dari para siswa dan pendidik. Acara ini dimulai dengan presentasi dari ketua tim pengembang aplikasi, Dr. Inti Englishtina, M.Pd, yang juga merupakan dosen di UNTAG Semarang. Dalam presentasinya, Dr. Inti menjelaskan bahwa SITENAR CERYA dirancang untuk mengatasi kebosanan dalam belajar bahasa Inggris dengan menggunakan metode yang lebih interaktif dan menyenangkan.
"Aplikasi ini menggabungkan teknologi dan tradisi untuk menciptakan pengalaman belajar yang tidak hanya efektif, tetapi juga menyenangkan bagi siswa. Dengan SITENAR CERYA, kami berharap siswa dapat lebih mudah memahami bahasa Inggris sambil mengenal lebih dalam budaya mereka sendiri melalui cerita rakyat," kata Dr. Inti.
Setelah presentasi, para siswa diberikan kesempatan untuk mencoba aplikasi tersebut. Uji coba ini dilengkapi dengan permainan interaktif yang dirancang untuk mengukur pemahaman siswa terhadap materi yang disampaikan melalui SITENAR CERYA. Respon siswa sangat positif; mereka tampak bersemangat dan terlibat aktif dalam permainan, dengan banyak dari mereka yang menyatakan bahwa belajar bahasa Inggris menjadi lebih menyenangkan dan menantang dengan menggunakan aplikasi ini.
Salah satu siswa yang mengikuti kegiatan ini, Dina, mengatakan, "Belajar bahasa Inggris biasanya membosankan, tetapi dengan SITENAR CERYA, saya merasa seperti sedang bermain game, tapi tetap belajar. Cerita rakyatnya juga membuat saya lebih tertarik untuk belajar."
Selain meningkatkan kemampuan berbahasa Inggris, SITENAR CERYA juga berperan dalam memperkenalkan dan melestarikan budaya lokal. Penggunaan cerita rakyat sebagai media pembelajaran membantu siswa mengaitkan pelajaran dengan budaya mereka sendiri, yang pada gilirannya meningkatkan kesadaran dan kebanggaan terhadap warisan budaya Indonesia.
Kepala SMP Martutina Salatiga, Ibu Dewi Suryani, S.Pd, menyambut baik kolaborasi ini dan berharap bahwa aplikasi SITENAR CERYA bisa diimplementasikan secara lebih luas di sekolah-sekolah lain. "Program ini sangat bermanfaat bagi siswa kami. Kami berharap aplikasi ini dapat diterapkan di lebih banyak sekolah, sehingga semakin banyak siswa yang dapat merasakan manfaatnya."
Tim pelaksana kegiatan ini, yang juga terdiri dari Dr. Honorata Ratnawati DP, MM, dan Danang, ST, berharap bahwa SITENAR CERYA dapat menjadi contoh bagi pengembangan metode pembelajaran yang lebih kreatif di masa depan. "Kolaborasi antara teknologi dan tradisi seperti ini sangat penting dalam menciptakan pendidikan yang relevan dan menarik bagi siswa," ujar Dr. Honorata.
Dengan suksesnya sosialisasi dan uji coba SITENAR CERYA, diharapkan aplikasi ini dapat menjadi model pembelajaran yang diterapkan secara luas di berbagai sekolah, memberikan dampak positif tidak hanya dalam pembelajaran bahasa Inggris tetapi juga dalam melestarikan budaya lokal. Inovasi ini menunjukkan bahwa pendidikan yang efektif dapat tercapai dengan memadukan teknologi modern dan nilai-nilai tradisi, menciptakan pengalaman belajar yang lebih kaya dan bermakna bagi siswa.