Desa Prampelan, Kecamatan Sayung, Kabupaten Demak, menghadapi tantangan besar dalam pengelolaan sumber daya air yang berkelanjutan. Meski memiliki potensi sumber daya air yang melimpah dari Sungai Tuntang dan sumber air tanah, praktik pengelolaan yang kurang ramah lingkungan serta minimnya partisipasi perempuan dalam pengambilan keputusan menjadi kendala utama.
Menanggapi masalah itu, belum lama ini kelompok Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (PKK) Desa Prampelan yang beranggotakan 35 ibu rumah tangga menjadi mitra dalam program pengabdian masyarakat yang dilakukan oleh tim dosen Untag Semarang yang diketuai oleh Dr. Aris Toening Winarni MSi, serta anggota Drs. Harsoyo, MSi, dan Dr. Ir. Susilowati, MT. Agenda tersebut bertujuan meningkatkan kesadaran dan keterlibatan perempuan dalam pengelolaan sumber daya air berbasis gender. Kegiatan ini juga merupakan bagian dari Hibah Pengabdian bersaing yang diberikan oleh Direktorat Riset, Teknologi, dan Pengabdian kepada Masyarakat (DRTPM) Kemendikbudristek tahun 2024.
VIDEO DOKUMENTASI
Langkah strategis dalam program pemberdayaan masyarakat di Desa Prampelan meliputi berbagai inisiatif yang dirancang untuk meningkatkan pengelolaan sumber daya air berbasis gender. Salah satu upaya utama adalah melalui sosialisasi dan penyuluhan, yang bertujuan untuk meningkatkan pemahaman masyarakat, khususnya perempuan, tentang pentingnya pelestarian sumber daya air dan penerapan praktik ramah lingkungan. Selain itu, pelatihan keterampilan diberikan untuk mengajarkan teknik konservasi air, daur ulang, dan penggunaan air secara hemat, sehingga perempuan dapat lebih berperan dalam upaya keberlanjutan.
Tidak hanya itu, penguatan kapasitas kelembagaan juga menjadi fokus penting, dengan melibatkan perempuan dalam proses pengambilan keputusan di tingkat desa untuk menciptakan tata kelola yang lebih inklusif. Program ini juga mengadopsi penerapan teknologi, seperti sistem daur ulang air limbah rumah tangga dan teknologi biopori, yang dirancang untuk meningkatkan efisiensi penggunaan air dan mengatasi masalah lingkungan. Semua langkah ini diharapkan mampu membangun kesadaran, meningkatkan keterampilan, dan memperkuat peran perempuan dalam pengelolaan sumber daya air yang berkelanjutan.
Program ini diharapkan tidak hanya memberikan solusi teknis, tetapi juga memberdayakan perempuan sebagai penggerak utama dalam pelestarian lingkungan. Kegiatan ini berkontribusi pada pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB), terutama pada poin kesetaraan gender dan pengelolaan air bersih.